Pages

Minggu, 26 Februari 2012

Cerpen murid baru


  Mentari pagi menerangi kamar seorang gadis manis yang berada di lantai 2. Ia terbangun dari mimpi indahnya. Nama gadis itu adalah Rika. Gadis ini memilik rambut hitam dan panjang yang mampu membuat iri para gadis lain. Rika sudah tidak mempunyai kedua orangtunya karena kecelakaan lalulintas saat Rika masih kecil, tapi Rika masih mempunyai seorang kakak laki-laki yang sangat perhatian dengannya. Dan mereka tinggal dengan bibi mereka, bibi mereka jarang ada di rumah karena pekerjaannya yang sangat sibuk. Alasan Rika pindah sekolah adalah karena bibinya pindah rumah karena pekerjaannya, jadi mereka ikut pindah dengan bibinya.
Hari ini adalah hari pertamanya Rika masuk sekolah baru, memakai seragam sekolah baru dan siap-siap melihat teman baru. Dilangkahkanlah kaki kakinya yang masih lemas ke arah kamar mandi. Setealh menyegarkan badannya, kemudian dia berganti pakaian dengan seragam dan langsung menuju lantai 1.
Terlihat di ruang makan sesosok pria tampan memakai seragam yang sama dengannya, dia adalah Kakak tersayangnya, Bara. Rika menghampiri sosok menawan itu dan memberi senyuman hangat padanya, “Selamat pagi Kak!” sapa Rika, “Pagi, ayo cepat makan sarapanmu, kalau tidak kita bisa terlambat,” ujar Bara dengan memberikan senyuman hangatnya pada Rika
Lantas mereka segera bersiap pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah, mereka langsung menuju kelas masing-masing. Rika masuk kelas 8-2 dan Bara masuk kelas 9-1. Mereka berpisah di depan gedung sekolah itu. Rika menuju kelas barunya dengan perasaan gugup yang menyelimutinya,
“Apa teman-teman baruku akan seperti di sekolah yang dulu?” ujar Rika bicara pada dirinya sendiri
Tertera di atas pintu tulisan 8-2. Dengan segera Rika mengetuk pintu itu dan menunggu jawaban dari dalam. Beberapa saat kemudian, pintu itu terbuka dan terlihat seorang wanita dewasa dengan pakaian seorang guru, “Ah, kau itu murid pindahan itu, benar?” tanya Guru itu pada Rika
“Iya,” jawab Rika dengan tersenyum. “Kalau begitu ayo masuk, perkenalkan dirimu,” ujar Guru itu
Rika masuk ke kelasnya dan berdiri di depan kelas didampingi sang Guru, terdengar suara bisikan-bisikan dari arah murid-murid di kelas itu. “Semuanya, perkenalkan namaku Rika dan aku adalah murid pindahan. Semoga kita bisa bekerja sama ya?” seru Rika sambil tersenyum
“Baiklah Rika, nama ibu adalah Mira dan ibu wali kelasmu yang baru,” ujar Bu Mira pada Rika
Kemudian pelajaran dimulai dan semua dilalui dengan lancar oleh Rika. Pada hari pertama Rika sudah mempunya banyak kenalan, teman sebangkunya sekarang adalah Dewi, menurut Rika, Dewi adalah orang yang sangat menarik karena dia selalu terlihat ceria, itu membuat Rika tidak ragu-ragu untuk berbicara maupun bertanya padanya. Mereka berdua sudah akrab seperti teman yang sudah lama kenal.
Setelah pelajaran usai, semua murid dengan senang memasukan semua buku-buku  ke dalam tas dan bergegas keluar kelas setelah memberi salam pada Guru. Rika pun sama seperti yang lainnya, “Eh Rika, kalau boleh tahu kapan ulangtahunmu?” tanya Dewi, “Hm? Itu tanggal 12 Mei,” jawab Rika, “Oh, berarti bulan ini ya? Sekarang itu tanggal 7 kan?” tanya Dewi lagi, “Iya, ada apa?” tanya Rika heran, “Oh, tidak bukan apa-apa,” ujarnya langsung lari keluar dan melambaikan tangannya pada Rika.
Setelah itu Rika menuju ke depan sekolah dan sudah melihat Bara menunggunya di depan gerbang sekolah. Dengan segera Rika berlari ke arah sang kakak dengan wajah gembira, dirinya sudah tidak sabar lagi untuk membicarakan semua yang telah terjadi pada hari pertama sekolahnya itu. Di jalan menuju rumah, Rika menceritakan semua tentang teman-teman barunya dan hal-hal lain yang sangat membuatnya gembira. Bara yang mendengarkan cerita adiknya itu menanggapi dengan hati gembira juga, Bara akan merasa sangat senang bila adiknya itu sedang gembira, dan sebaliknya Bara juga akan merasa sangat sedih bila adiknya sedang sedih. Terlebih bila sedih karena mengingat kedua orangtuanya.
Sesampainya di rumah mereka langsung menuju kamar masing-masing. Rika menuju kamarnya dengan wajah yang masih berseri-seri. Dilempar tasnya itu ke sembarang tempat dan langsung membuka diary miliknya. Dia menuliskan lagi apa yang sudah dialaminya hari itu.
Siang sudah beganti dengan malam, dan terdengar suara bel rumah berbunyi. Dengan segera Rika membuka pintu depan dan mendapati Bibinya yang tersenyum menyapa Rika, “Rika, bagaimana hari pertama sekoalhmu? Apakah menyenangkan?” tanya Bibinya sambil masuk ke dalam, Dan lagi lagi Rika menceritakan semuanya pada Bibinya itu. Bibinya juga senang karena Rika sudah mendapat teman di hari pertamanya masuk sekolah baru.
Rika dan Bara sudah menganggap Bibinya itu seperti pengganti orangtua mereka, karena Bibi mereka itu selain baik hati, dia juga sangat perhatian dengan Rika dan Bara. Bibi mereka itu juga sudah tidak mempunyai suami, suaminya meninggal sudah lama karena sakit parah, dan ia tidak mempunyai seorang anak, jadi Bibinya itu menganggap Rika dan Bara sebagai anaknya sendiri.
~~~~~
Hari-hari berikutnya Rika dan Bara sudah terkenal di sekolah mereka karena kepintarannya, mereka sudah banyak dikenal oleh guru-guru maupun murid-murid lainnya.
Tetapi sehari sebelum ulangtahun Rika, keadaan dikelas berubah. Pada saat Rika menyapa temannya, mereka tidak menghiraukan Rika, tetapi bukan memusuhinya, hanya tidak menghiraukan. Rika yang merasa tidak dihiraukan tentu merasa sangat sedih, dia sempat berpikir ‘Apa aku melakukan sesuatu yang salah?’.
Saat pelajaran Rika menjadi tidak semangat, tidak seperti biasanya. Saat istirahat pun juga teman-teman Rika tidak ada yang menyapa maunpun berbicara padanya. Rika berpikir lagi, ‘Apa mereka membenciku?’ perasaannya sudah kacau, merasaq dirinya sendiri Rika hanya duduk di bangkunya sambil memikirkan teman-temannya itu.
Sepulang sekolah Rika berjalan menuju gerbang dengan sangat lesu, pikirannya tidak henti-hentinya memikirkan kelakuan teman-temannya itu yang berubah drastis padanya. Tidak sadar Rika merasa ada yang menepuk bahunya, dilihat ternyata Bara di sampingnya. “Hey, kenapa wajahmu lesu begitu?” tanya Bara khawatir pada Rika, “Hm? Tidak apa-apa, aku hanya bingung, sejak tadi pagi teman-teman tidak menghiraukanku sama sekali. Apa aku berbuat sesuatu yang salah, Kak?” tanya Rika,
“Benarkah? Hmm,mungkin mereka hanya bercanda Rika, tidak usah dipikirkan. Kalau begitu ayo, kita pulang dan aku akan membuat wajahmu ceria kembali,” ujar Bara sembari tertawa  kecil.
Keesokan harinya Rika berjalan dengan tidak bersemangat menuju kelas. Rika ingat dengan perkataan Bara pagi itu, ‘Ayo Rika kau harus semangat! Aku percaya teman-temanmu akan baik-baik saja saat kau masuk kelas nanti,’ . Pikir Rika mungkin itu memang cukup menghiburnya, tapi tetap masih ada perasaan gugup saat masuk kelas. Didepan kelas Rika diam sebentar lalu membuka pintu kelas dengan perlahan. Anehnya lampu di kelas itu padam. Rika pikir mungkin belum ada yang datang, tapi saat masuk kelas-
“Selamat Ulangtahun Rika!” teriak teman-teman sekelas mengejutkan Rika
Diantara mereka ada yang memakai topi ulangtahun dan membawa terompet, ada juga yang membawa kado dan kue. Dewi teman sebangku Rika menghampirinya sambil membawa kue bertuliskan “Selamat Ulangtahun Rika!” di atas kue tersebut dan menyuruhnya meniup lilin.
“Rika, maaf ya kemarin kami menghiraukanmu, itu sebenarnya rencana kami membuatmu terkejut hari ini! Maaf ya!” seru Dewi disusul dengan teman-teman lainnya.
Rika hanya bisa bilang terimakasih pada semuanya, karena sepertinya itu ulangtahun yang terbaik yang pernah Rika alami. Rika juga berterimakasih pada kakaknya Bara yang sudah menyemangatinya. Ternyata benar semua itu hanya rencana mereka dan rencana itu berjalan sangat lancar. Kehangatan sangat terasa pada saat itu, dimana semua orang berkumpul dan tertawa bersama.

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Sangat bagus.....sama seperti temanku yang ulang tahun.....awalnya dia dihiraukan setelah besoknya dia terkejut kalau teman temannya menyiapkan pesta ulang tahun yang meriah...dan juga minta maaf kepadanya karena telah menghiraukannya....

Unknown mengatakan...

Oh....aku mau nyoba deh biar dia senang

Anak MTS mengatakan...

Aku izin buat cerita yang mirip seperti ini ya?

Posting Komentar