Mentari pagi menerangi kamar seorang gadis manis yang
berada di lantai 2. Ia terbangun dari mimpi indahnya. Nama gadis itu adalah
Rika. Gadis ini memilik rambut hitam dan panjang yang mampu membuat iri para
gadis lain. Rika sudah tidak mempunyai kedua orangtunya karena kecelakaan
lalulintas saat Rika masih kecil, tapi Rika masih mempunyai seorang kakak
laki-laki yang sangat perhatian dengannya. Dan mereka tinggal dengan bibi
mereka, bibi mereka jarang ada di rumah karena pekerjaannya yang sangat sibuk. Alasan
Rika pindah sekolah adalah karena bibinya pindah rumah karena pekerjaannya,
jadi mereka ikut pindah dengan bibinya.
Hari ini adalah hari pertamanya Rika masuk sekolah
baru, memakai seragam sekolah baru dan siap-siap melihat teman baru.
Dilangkahkanlah kaki kakinya yang masih lemas ke arah kamar mandi. Setealh
menyegarkan badannya, kemudian dia berganti pakaian dengan seragam dan langsung
menuju lantai 1.
Terlihat di ruang makan sesosok pria tampan memakai
seragam yang sama dengannya, dia adalah Kakak tersayangnya, Bara. Rika
menghampiri sosok menawan itu dan memberi senyuman hangat padanya, “Selamat
pagi Kak!” sapa Rika, “Pagi, ayo cepat makan sarapanmu, kalau tidak kita bisa
terlambat,” ujar Bara dengan memberikan senyuman hangatnya pada Rika
Lantas mereka segera bersiap pergi ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, mereka langsung menuju kelas masing-masing. Rika masuk
kelas 8-2 dan Bara masuk kelas 9-1. Mereka berpisah di depan gedung sekolah
itu. Rika menuju kelas barunya dengan perasaan gugup yang menyelimutinya,
“Apa teman-teman baruku akan seperti di sekolah yang
dulu?” ujar Rika bicara pada dirinya sendiri
Tertera di atas pintu tulisan 8-2. Dengan segera Rika
mengetuk pintu itu dan menunggu jawaban dari dalam. Beberapa saat kemudian,
pintu itu terbuka dan terlihat seorang wanita dewasa dengan pakaian seorang
guru, “Ah, kau itu murid pindahan itu, benar?” tanya Guru itu pada Rika
“Iya,” jawab Rika dengan tersenyum. “Kalau begitu ayo
masuk, perkenalkan dirimu,” ujar Guru itu
Rika masuk ke kelasnya dan berdiri di depan kelas
didampingi sang Guru, terdengar suara bisikan-bisikan dari arah murid-murid di
kelas itu. “Semuanya, perkenalkan namaku Rika dan aku adalah murid pindahan.
Semoga kita bisa bekerja sama ya?” seru Rika sambil tersenyum
“Baiklah Rika, nama ibu adalah Mira dan ibu wali
kelasmu yang baru,” ujar Bu Mira pada Rika
Kemudian pelajaran dimulai dan semua dilalui dengan
lancar oleh Rika. Pada hari pertama Rika sudah mempunya banyak kenalan, teman
sebangkunya sekarang adalah Dewi, menurut Rika, Dewi adalah orang yang sangat
menarik karena dia selalu terlihat ceria, itu membuat Rika tidak ragu-ragu
untuk berbicara maupun bertanya padanya. Mereka berdua sudah akrab seperti
teman yang sudah lama kenal.
Setelah pelajaran usai, semua murid dengan senang
memasukan semua buku-buku ke dalam tas
dan bergegas keluar kelas setelah memberi salam pada Guru. Rika pun sama
seperti yang lainnya, “Eh Rika, kalau boleh tahu kapan ulangtahunmu?” tanya
Dewi, “Hm? Itu tanggal 12 Mei,” jawab Rika, “Oh, berarti bulan ini ya? Sekarang
itu tanggal 7 kan?” tanya Dewi lagi, “Iya, ada apa?” tanya Rika heran, “Oh,
tidak bukan apa-apa,” ujarnya langsung lari keluar dan melambaikan tangannya
pada Rika.
Setelah itu Rika menuju ke depan sekolah dan sudah
melihat Bara menunggunya di depan gerbang sekolah. Dengan segera Rika berlari
ke arah sang kakak dengan wajah gembira, dirinya sudah tidak sabar lagi untuk
membicarakan semua yang telah terjadi pada hari pertama sekolahnya itu. Di
jalan menuju rumah, Rika menceritakan semua tentang teman-teman barunya dan
hal-hal lain yang sangat membuatnya gembira. Bara yang mendengarkan cerita
adiknya itu menanggapi dengan hati gembira juga, Bara akan merasa sangat senang
bila adiknya itu sedang gembira, dan sebaliknya Bara juga akan merasa sangat
sedih bila adiknya sedang sedih. Terlebih bila sedih karena mengingat kedua
orangtuanya.
Sesampainya di rumah mereka langsung menuju kamar
masing-masing. Rika menuju kamarnya dengan wajah yang masih berseri-seri.
Dilempar tasnya itu ke sembarang tempat dan langsung membuka diary miliknya.
Dia menuliskan lagi apa yang sudah dialaminya hari itu.
Siang sudah beganti dengan malam, dan terdengar suara
bel rumah berbunyi. Dengan segera Rika membuka pintu depan dan mendapati Bibinya
yang tersenyum menyapa Rika, “Rika, bagaimana hari pertama sekoalhmu? Apakah
menyenangkan?” tanya Bibinya sambil masuk ke dalam, Dan lagi lagi Rika
menceritakan semuanya pada Bibinya itu. Bibinya juga senang karena Rika sudah
mendapat teman di hari pertamanya masuk sekolah baru.
Rika dan Bara sudah menganggap Bibinya itu seperti
pengganti orangtua mereka, karena Bibi mereka itu selain baik hati, dia juga
sangat perhatian dengan Rika dan Bara. Bibi mereka itu juga sudah tidak
mempunyai suami, suaminya meninggal sudah lama karena sakit parah, dan ia tidak
mempunyai seorang anak, jadi Bibinya itu menganggap Rika dan Bara sebagai
anaknya sendiri.
~~~~~
Hari-hari berikutnya Rika dan Bara sudah terkenal di
sekolah mereka karena kepintarannya, mereka sudah banyak dikenal oleh guru-guru
maupun murid-murid lainnya.
Tetapi sehari sebelum ulangtahun Rika, keadaan dikelas
berubah. Pada saat Rika menyapa temannya, mereka tidak menghiraukan Rika,
tetapi bukan memusuhinya, hanya tidak menghiraukan. Rika yang merasa tidak dihiraukan
tentu merasa sangat sedih, dia sempat berpikir ‘Apa aku melakukan sesuatu yang salah?’.
Saat pelajaran Rika menjadi tidak semangat, tidak
seperti biasanya. Saat istirahat pun juga teman-teman Rika tidak ada yang
menyapa maunpun berbicara padanya. Rika berpikir lagi, ‘Apa mereka membenciku?’ perasaannya sudah kacau, merasaq dirinya
sendiri Rika hanya duduk di bangkunya sambil memikirkan teman-temannya itu.
Sepulang sekolah Rika berjalan menuju gerbang dengan
sangat lesu, pikirannya tidak henti-hentinya memikirkan kelakuan teman-temannya
itu yang berubah drastis padanya. Tidak sadar Rika merasa ada yang menepuk
bahunya, dilihat ternyata Bara di sampingnya. “Hey, kenapa wajahmu lesu
begitu?” tanya Bara khawatir pada Rika, “Hm? Tidak apa-apa, aku hanya bingung,
sejak tadi pagi teman-teman tidak menghiraukanku sama sekali. Apa aku berbuat
sesuatu yang salah, Kak?” tanya Rika,
“Benarkah? Hmm,mungkin mereka hanya bercanda Rika,
tidak usah dipikirkan. Kalau begitu ayo, kita pulang dan aku akan membuat
wajahmu ceria kembali,” ujar Bara sembari tertawa kecil.
Keesokan harinya Rika berjalan dengan tidak bersemangat
menuju kelas. Rika ingat dengan perkataan Bara pagi itu, ‘Ayo Rika kau harus semangat! Aku percaya teman-temanmu akan baik-baik
saja saat kau masuk kelas nanti,’ . Pikir Rika mungkin itu memang cukup
menghiburnya, tapi tetap masih ada perasaan gugup saat masuk kelas. Didepan
kelas Rika diam sebentar lalu membuka pintu kelas dengan perlahan. Anehnya
lampu di kelas itu padam. Rika pikir mungkin belum ada yang datang, tapi saat
masuk kelas-
“Selamat Ulangtahun Rika!” teriak teman-teman sekelas
mengejutkan Rika
Diantara mereka ada yang memakai topi ulangtahun dan
membawa terompet, ada juga yang membawa kado dan kue. Dewi teman sebangku Rika
menghampirinya sambil membawa kue bertuliskan “Selamat Ulangtahun Rika!” di
atas kue tersebut dan menyuruhnya meniup lilin.
“Rika, maaf ya kemarin kami menghiraukanmu, itu
sebenarnya rencana kami membuatmu terkejut hari ini! Maaf ya!” seru Dewi
disusul dengan teman-teman lainnya.
Rika hanya bisa bilang terimakasih pada semuanya,
karena sepertinya itu ulangtahun yang terbaik yang pernah Rika alami. Rika juga
berterimakasih pada kakaknya Bara yang sudah menyemangatinya. Ternyata benar
semua itu hanya rencana mereka dan rencana itu berjalan sangat lancar.
Kehangatan sangat terasa pada saat itu, dimana semua orang berkumpul dan
tertawa bersama.

3 komentar:
Sangat bagus.....sama seperti temanku yang ulang tahun.....awalnya dia dihiraukan setelah besoknya dia terkejut kalau teman temannya menyiapkan pesta ulang tahun yang meriah...dan juga minta maaf kepadanya karena telah menghiraukannya....
Oh....aku mau nyoba deh biar dia senang
Aku izin buat cerita yang mirip seperti ini ya?
Posting Komentar